Rabu, 19 Juli 2017

klasifikasi makhluk hidup



A.    Tujuan dan cara klasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk menyederhanakan obyek studi yang sangat beraneka ragam dengan cara mencari keragamannya.Dan mengklasifikasikannya, terbentuk kelompok-kelompok yang disebut takson.Dasar - dasar klasifikasi, ialah yang menyamakan morfologi, anatomi, fisiologi. Cara perkembangbiakan, perkerabatan dan sejarah evolusinya.
Tingkatan takson paling tinggi disebut kingdom (kerajaan). Kemudian dari kingdom diklasifikasikan menjadi kelompok kelompok besar yang memiliki perbedaan – perbedaan.
-          Kelompok besar untuk hewan disebut  Pylum.
-          Kelompok besar unntuk tumbuhan disebut Divisio.
Sedangkan tiap Pylum dibagi menjadi tingkatan takson lebih kecil yaitu classic (kelas). Lalu takson setingkat dibawah classic disebut Ordo (bangsa). Masing–masing ordo dibagi lagi menjadi beberapa kelompok–kelompok yang disebut Familia (suku). Lalu familia masih dibagi menjadi beberapa kelompok lagi yang disebut Genus (marga). Sedangkan Genus masih dibagi lagi menjadi Spesies (jenis).
kingdom

Divisio

classis

Familia

Genus

Spesies
Klasifikasi menurut kingdom
Tingkatan takson dibedakan menjadi lima yaitu :
a.       Kingdom Monera, yaitu tingkatan takson paling tinggi dan melipiti makhluk hidup yang paling sederhana. Diantaranya adalah alga biru dan bakteri.
b.      Kingdom Protista, yaitu tingkatan takson tertinggi makhluk hidup yang meliputi makhluk hidup yang ukuran tubuhnyamikron (sangat kecil). Diantaranya adalah protozoa, alga (memiliki klorofil), jamur, virus dan bakteri. Jadi yang termasuk dalam kingdom protista adalah semua makhluk hidup bersel satu yang bersifat eukariotik (sel sudah berselaput inti).
c.       Kingdom Mycota, yaitu tingkatan takson tertinggi meliputi makhluk hidup yang tubuhnya tidak memiliki klorofil. Hidupnya bersifat saprofit, parasit dan heterotrof. Misalnya jamur merang, jamur api, jamur kapas dan jamur yang bersel banyak.
d.      Kingdom Plantae, yaitu takson paling tinggi yang mencakup kerajaan tumbuhan.
e.       Kingdom Animalia,yaitu takson paling tinggi yang mencakup kerajaan hewan.
Perbedaan Tumbuhan dan Hewan
a.       Tumbuhan
-          Tubuhnya hidup menetap pada suatu tempat
-          Ukuran dan bentuknya mudah berubah ubah karena dipengaruhi oleh keadaan lingkungan secara langsung
-          Memiliki susunan sel yang berdinding tebal dan vakuola besar
-          Pigmen yaang dimilikinnya umumnya berklorofil
-          Dalam menghadapi rangsangan dari luar umumnya kurang peka karena tidak memiliki sistem saraf
b.      Hewan
-          Susunan tubuhnya tetap
-          Lebih berdeferensiasi dan memliki banyak organ
-          Tidak memiliki dinding sel, vakuola kecil atau bahkan tidak ada
-          Pigmen yang dimilikinya tidak berklorofil
-          Binatang lebih peka menghadapi rangsangan dari luar karena memiliki sistem saraf.

Kamis, 15 Juni 2017

CABANG-CABANG ILMU BIOLOGI



Cabang ilmu biologi
Ilmu yang memppelajari seluk-beluk makhluk hidupdan kehidupan disebut ilmu biologi.Kajian ilmu biologi mencakup masalah makhluk hidup itu sendiri,zat-zat pemabentuk makhluk hidup,zat yang diperlukan oleh makhluk hidup,hal-hal mengenai hubungan makhluk hidup dengan likungannya.
Aristoteles,Seorang ilmuan Yunani (384-322 SM) telah melakukan penelitian dan percobaan-percobaan.Bahkan disebut orang peratama yang meneliti dan menggolongkan hampir 500 jenis binatang dan tumbuhan.Karena itulah Aristoteles dianggap sebagai bapak perintis biologi.Sedangkan ilmu biologi sendiri digolongkan menjadi beberapa bagian diantaranya:

1.      Anatomi,yaitu cabang ilmu biologi yang mempelajari seluk-beluk susunan tubuh makhluk hidup.

2.      Bakteriologi, yaitu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang seluk beluk bakteri dan kehidupannya.

3.      Botani,yaitu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang seluk beluk tumbuhan dan kehidupannya.

4.      Ekologi, yaitu ilmu biologi yang mempelajari tentang hubungan timabal balik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup dengan lingkungan yang ditempatinya.

5.      Embriologi,yaitu cabang ilmu biologi yang  mempelajari seluk beluk perkembangan organisme dari telur sampai menjadi embrio.

6.      Etomologi, yaitu cabang ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk kehidupan serangga.

7.      Evolusi,yaitu cabang imu biologi yang mempelajari tentang seluk-beluk perkembangan makhluk hidup dari bentuk-bentu sederhana sampai kebentuk sempurna(paling rumit).

8.      Fisiologi (ilmu faal),yaitu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang seluk-beluk proses dan kegiatan yang ditimbulkan oleh makhluk hidup.

9.      Genetika,yaitu cabang ilmu biaologi yang mempelajari tentang cara-cara penurunan sifat individu kepada anak cucu.

10.  Higiene,yaitu cabang ilmu biologi  yang mempelajari tentang seluk-beluk pemeliharaan kesehatan manusia.

11.  Histolgi, yaitu cabang ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk susunan dan fungsi jaringan tubuh makhluk hidup.

12.  Mikrobiologi, yaitu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang seluk-beluk  kehidupan organisme renik (mikroorganisme).

13.  Palaeontologi, yaitu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang seluk-beluk kehidupan makhluk hidup di masa lampau berdasarkan petunjuk fosil.

14.  Parasitologi, yaitu cabang imu biologi yang mempelajari tentang seluk-beluk kehidupan parasit dan pengaruhnya terhadap organisme.

15.  Sitologi, yaitu cabang imu biologi yang mempelajari tentang seluk-beluk susunan dan fungsi bagian-bagian sel.

16.  Virologi, yaitu cabang imu biologi yang mempelajari tentang seluk-beluk kehidupan virus dan pengaruh terhadap makhluk hidup lain.

17.  Zoologi, yaitu cabang imu biologi yang mempelajari tentang hewan dan kehidupannya.

Jumat, 03 Maret 2017

Makalah Seni Budaya Gamelan Jawa


MAKALAH
SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN
(ALAT MUSIK GAMELAN)




Nama Kelompok :
Fajar Herianto
Gilang Iyanto




SMA PGRI 1 KROMENGAN
Jln. Dr. Soetomo No. 1 Kromengan
Tahun Ajaran 2016 / 2017


LEMBAR PENGESAHAN

Telah diterima oleh lembaga SMA PGRI 1 KROMENGAN sebagai makalah hasil kegiatan Seni Budaya yang disahkan pada :
Hari/Tanggal             : Jum’at, 03 Maret 2017
Tempat                      : SMA PGRI 1 KROMENGAN

Text Box: Ketua Kelompok


Fajar Herianto
Text Box: Guru Mata Pelajaran


Endra Puji Lukito, S.Pd
Mengesahkan






Mengetahui,





Text Box: Kepala SMA PGRI 1 Kromengan


Kariono, S.Pd
Text Box: Waka Kurikulum


Elly Isti Rifianti, S.Pd
 









KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat sederhana.
Makalah ini berisikan tentang pengertian seni budaya dan pengertian alat musik gamelan. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Malang ,7 Febuari 2017


DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang.................................................................................................... 4
2.      Tujuan Penulisan..................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
1.      Gong……………………………………………………………………………………..6
2.      Kendang……………………………………………………………………………...….6
3.      Gambang……………………………………………………………………………...…7
4.      Bonang………………………………………………………………………………......8
5.      Demung,saron,peking…………………………...………………………………………8
6.      Suling………………………………………………………………………...….………9
7.      Kempul………………………………………………………………………….……..10
8.      Rebab………………………………………………………………………….……….11
9.      Siter………………………………………………………………………..…….……..12
BAB III PENUTUP
1.      Kesimpulan...........................................................................................................13
2.      Saran......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14




BAB I
PENDAHULUAN

1.1             Latar belakang
 Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya. Terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau. Masing-masing suku bangsa memiliki keanekaragaman seni budaya tersendiri. Di setiap seni budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial yang tinggi. Pada kondisi saat ini seni dan kebudayaan mulai ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan seni dan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan hilangnya keanekaragaman seni budaya Indonesia secara perlahan-lahan, yang tidak terlepas dari pengaruh budaya luar dan karakter mayarakat Indonesia yang suka meniru. Dalam menjaga kelestarian seni budaya Indonesia tersebut banyak cara yang dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada. Jangan sampai di saat seni budaya kita diambil bangsa lain, baru kita menyadari betapa bagusnya nilai-nilai yang terkandung dalam budaya kita itu sendiri. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin lama semakin canggih serta perdagangan bebas yang telah terjadi di dunia khususnya Indonesia telah meracuni bangsa Indonesia terhadap moral akhlak dan tatakrama pergaulan anak remaja, adat budaya Indonesia yang dulu katanya Indonesia kaya akan seni budayanya kini terhapus semua oleh yang namanya kemajuan zaman.
Perkembangan zaman era Globalisasi sekarang ini amatlah pesatnya sehingga membuat kita sering takjub dengan segala penemuan-penemuan baru disegala bidang. Penemuan-penemuan baru yang lebih banyak didominasi oleh negara-negara Barat tersebut dapat kita simak dan saksikan melalui layar televisi, koran, internet dan sebagainya yang sering membuat kita geleng-geleng kepala sebagai orang Indonesia yang hanya bisa menikmati dan memakai penemuan orang-orang Barat tersebut. Penemuan-penemuan baru tersebut merupakan sisi positif yang dapat kita ambil dari negara-negara Barat itu sedangkan di negara-negara Barat itu sendiri makin maju dan modern diiringi pula dengan bebasnya mereka dalam bertindak dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi suatu kebiasaan yang membudaya.
Kebiasaan-kebiasaan orang Barat yang telah membudaya tersebut hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya seni dan kebudayaan orang-orang Barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma ke timuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-rang Barat. Seni dan Kebudayan-kebudayaan Barat tersebut dapat kita mulai dari pakaian dan mode, musik, film sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.

1.2   Tujuan manfaat
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini guna memenuhi tugas dari guru Seni Budaya yaitu P.Puji,Manfaat yang dapat di peroleh oleh penyusun melalui makalah ini yaitu dapat dimanfaatkan sebagai salah satu acuan dalam membuat makalah berikutnya, sehingga dalam penyusunan karya tulis yang akan datang hal-hal yang sudah baik di tingkatkan dan yang salah diperbaiki serta untuk menambah wawasan kami mengenai seni di Indonesia. Melalui makalah ini manfaat yang dapat diperoleh oleh pelajar adalah sehingga setalah membaca makalah ini, pelajar dapat terus menjaga dan melestarikan seni serta menemukan cara-cara terbaru untuk mengatasinya agar tarian suatu daerah di Indonesia dapat terjaga sampai generasi selanjutnya.


BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Gong

Gong merupakan sebuah alat musik pukul yang terkenal di Asia Tenggara dan Asia Timur. Gong ini digunakan untuk alat musik tradisional. Saat ini tidak banyak lagi perajin gong seperti ini.
Gong yang telah ditempa belum dapat ditentukan nadanya. Nada gong baru terbentuk setelah dibilas dan dibersihkan. Apabila nadanya masih belum sesuai, gong dikerok sehingga lapisan perunggunya menjadi lebih tipis.
1.2 Kendang

Kendang merupakan alat musik ritmis (tak bernada) yang berfungsi mengatur irama dan termasuk dalam kelompok “membranofon” yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari selaput kulit atau bahan lainnya.
Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah lama menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai naluri pengendang, sehingga bila dimainkan oleh satu orang denga orang lain maka akan berbeda nuansanya.
Menurut bukti sejarah, kelompok  membranofon telah populer di Jawa sejak pertengahan abad ke-9 Masehi dengan nama: padahi, pataha (padaha), murawa atau muraba, mrdangga, mrdala, muraja, panawa, kahala, damaru, kendang. Istilah ‘padahi’ tertua dapat dijumpai pada prasasti Kuburan Candi yang berangka tahun 821 Masehi (Goris, 1930). Seperti yang tertulis pada kitab Nagarakrtagama gubahan Mpu Prapanca tahun 1365 Masehi (Pigeaud, 1960), istilah tersebut terus digunakan sampai dengan jaman Majapahit.
Penyebutan kendang  dengan berbagai nama menunjukkan adanya berbagai macam bentuk, ukuran serta bahan yang digunakan, antara lain : kendang berukuran kecil, yang pada arca dilukiskan sedang  dipegang oleh dewa , kendang ini disebut “damaru“.

1.3 Gambang


Alat musik gambang merupakan salah satu instrumen yang terdapat dalam orkes Gambang Kromong dan Gambang Rancag.
Gambang memiliki alat pemukul yang terdiri atas dua buah. Kedua pemukul tersebut biasa dipegang tangan kiri dan kanan penabuh. Bentuk pemukulnya bulat dan dibalut oleh kain atau alat yang mengakibatkan empuk. Sedangkan batang pemukulnya tersebut berbentuk bulat panjang.

Bilah-bilah gambang terbuat dari kayu jati atau sulangkring (kayu besi). Berikut bentuk bilah dan nadanya :

1. Nada terendah dengan bentuk bilah terpanjang dan terlebar
2. Nada tertinggi dengan bentuk bilah terpendek, tertebal, dan tersempit dan lurus membentuk trapesium.

Untuk meninggikan nada biasanya dilakukan pemotongan atau penipisan wilah gambang di bagian ujungnya (bagian simpul), sedang untuk merendahkan nada dengan menipiskan bilah nada gambang di bagian perutnya.


1.4 Bonang


Penjelasan alat musik Bonang yang berasal dari jawa dan bali. Bonang merupakan salah satu alat musik yang digunakan dalam gamelan Jawa. Bonang juga merupakan instrumen melodi terkemuka di Degung Gamelan Sunda. Dimainkan dengan cara dipukul atau ditabuh pada bagian atasnya yang menonjol atau disebut dengan pencu (pencon) dengan menggunakan dua pemukul khusus yang terbuat dari tongkat berlapis yang disebut dengan sebutan bindha
Alat musik Ini terdiri dari koleksi gong kecil yang biasa disebut ceret atau pot. Gong-gong kecil tersebut ditempatkan secara horizontal ke string dalam bingkai kayu (rancak), baik satu atau dua baris lebar. Semua ceret memiliki bos pusat, tetapi di sekelilingnya yang bernada rendah memiliki kepala datar, sedangkan yang lebih tinggi memiliki melengkung satu. Masing-masing sesuai untuk lapangan tertentu dalam skala yang sesuai; sehingga ada yang berbeda untuk bonang pelog dan slendro. Mereka biasanya dipukul dengan tongkat berlapis (tabuh). Bonang dapat dibuat dari perunggu dipalsukan, dilas dan dingin-dipalu besi, atau kombinasi dari logam. Selain bentuk gong-berbentuk ceret, bonang ekonomis terbuat dari besi dipalu atau kuningan pelat dengan mengangkat bos sering ditemukan di desa gamelan, dalam gamelan Suriname-gaya, dan di beberapa gamelan Amerika. Bonang ini mirip dengan reong Bali.

1.5 Demung,Saron dan Peking


Alat ini  berbentuk bilahan dengan enam atau tujuh bilah (satu oktaf ) ditumpangkan pada bingkai kayu yang juga berfungsi sebagai resonator.Instrumen mi ditabuh dengan tabuh dibuat dari kayu.Menurut ukuran dan fungsinya, terdapat tiga jenis saron:- demung (Paling besar),- saron (Sedang) dan,- peking(Paling kecil).


DEMUNG
Alat ini berukuran besar dan beroktaf tengah.Demung memainkan balungan gendhing dalam wilayahnya yang terbatas.Umumnya, satu perangkat gamelan mempunyai satu atau dua demung.Tetapi ada gamelan di kraton yang mempunyai lebih dari dua demung.
SARON
Alat ini berukuran sedang dan beroktaf tinggi.Seperti demung, saron barung memainkan balungan dalam wilayahnya yang terbatas.Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, dua saron memainkan lagu jalin menjalin yang bertempo cepat. Seperangkat gamelan mempunyai dua saron, tetapi ada gamelan yang mempunyai lebih dan dua saron.
PEKING
Berbentuk saron yang paling kecil dan beroktaf paling tinggi.
Saron panerus atau peking ini memainkan tabuhan rangkap dua atau rangkap empat lagu balungan.

1.6 Suling

Suling adalah alat musik dari keluarga alat musik tiup kayu atau terbuat dari bambu. Suara suling berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat musik lainnya dengan baik.
Suling modern untuk para ahli umumnya terbuat dari perak, emas atau campuran keduanya. Sedangkan suling untuk pelajar umumnya terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi perak.
Suling konser standar ditalakan di C dan mempunyai jangkauan nada 3 oktaf dimulai dari middle C. Akan tetapi, pada beberapa suling untuk para ahli ada kunci tambahan untuk mencapai nada B di bawah middle C. Ini berarti suling merupakan salah satu alat musik orkes yang tinggi, hanya piccolo yang lebih tinggi lagi dari suling. Piccolo adalah suling kecil yang ditalakan satu oktaf lebih tinggi dari suling konser standar. Piccolo juga umumnya digunakan dalam orkes.
Suling konser modern memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat (diciptakan dan dirintis oleh Briccialdi) standar. B foot joint, akan tetapi, adalah pilihan ekstra untuk model menengah ke atas dan profesional.
Suling open-holed, juga biasa disebut French Flute (di mana beberapa kunci memiliki lubang di tengahnya sehingga pemain harus menutupnya dengan jarinya) umum pada pemain tingkat konser. Namun beberapa pemain suling (terutama para pelajar, dan bahkan beberapa para ahli) memilih closed-hole plateau key. Para pelajar umumnya menggunakan penutup sementara untuk menutup lubang tersebut sampai mereka berhasil menguasai penempatan jari yang sangat tepat.
Beberapa orang mempercayai bahwa kunci open-hole mampu menghasilkan suara yang lebih keras dan lebih jelas pada nada-nada rendah.
Suling konser pada sebelum Era Klasik (1750) memakai Suling Blok (seperti gambar atas), sedangkan pada sebelum Era Romantis (Era Klasik 1750-1820) pakai Suling Albert (kayu hitam berlubang dan dilengkapi klep), dan sejak Era Romantis (1820) memakai suling Boehm (kayu hitam atau metal dilengkapi klep semua yang disebut juga suling Boehm, sistem Carl Boehm), atau suling saja.
Khusus musik keroncong di Indonesia pada Era Stambul (1880-1920) memakai suling Albert, dan pada Era Keroncong Abadi (1920-1960) telah memakai suling Bohm.
1.7 Kempul

merupakan salah satu perangkat gamelan yang ditabuh, biasanya digantung menjadi satu perangkat dengan Gong. Kempul termasuk bagian dari kelompok instrumen keras dari gamelan.[2] Gamelan adalah alat musik tradisional Jawa yang terbuat dari timah dan tembaga.[2] Gamelan memiliki 2 jenis instrumen yaitu instrumen keras dan instrumen lunak.[2] Alat musik yang termasuk instrumen keras selain kempul adalah bonang barung, bonang penerus, kenong, kethuk, kempyang, gong, demung, saron, dan saron peking.[2] Sedangkan instrumen lunak terdiri dari gender barung, gender penerus, rebab, gambang, siter, slenthem, seruling, dan kendhang.[2] Kempul memiliki bentuk mirip dengan gong tetapi lebih kecil.[3] Kempul menandai aksen-aksen penting dalam kalimat lagu/gendhing.[4] Dalam hubungannya dengan lagu/gendhing, kempul bisa memainkan nada yang sama dengan nada balungan; kadang-kadang kempul mendahului nada balungan berikutnya.[4] Kempul menghasilkan suara yang lebih tinggi daripada Gong, sedangkan yang lebih kecil akan menghasilkan suara yang lebih tinggi lagi.[1]\



1.8 Rebab

Rebab muncul di tanah Jawa setelah zaman Islam sekitar abad ke-15—16, merupakan adaptasi dari alat gesek bangsa Arab yang dibawa oleh para penyebar Islam dari tanah Arab dan India. Menyebar di daerah Jawa barat, Jawa Tengah & Jawa Timur. Rebab terbuat dari bahan kayu dan resonatornya ditutup dengan kulit tipis, mempunyai dua buah senar/dawai dan mempunyai tangga nada pentatonis. Alat musik yang menggunakan penggesek dan mempunyai tiga atau dua utas tali dari dawai logam (tembaga) ini badannya menggunakan kayu nangka (umumnya)dan berongga di bagian dalam ditutup dengan kulit lembu yang dikeringkan sebagai pengeras suara.
Instrumen musik tradisional lainnya yang mempunyai bentuk seperti rebab adalah Tehyan yang resonatornya terbuat dari tempurung kelapa, rebab jenis ini dapat dijumpai di DKI Jakarta, Jawa dan Kalimantan Selatan
Untuk daerah Jawa Tengan dan Yogyakarta, lazimnya Instrumen ini terdiri dari kawat-gesek dengan dua kawat ditegangkan pada selajur kayu dengan badan berbentuk hati ditutup dengan membran (kulit tipis) dari babad sapi.
Sebagai salah satu dari instrumen pemuka, rebab diakui sebagai pemimpin lagu dalam ansambel, terutama dalam gaya tabuhan lirih. Pada kebanyakan gendhing-gendhing, rebab memainkan lagu pembuka gendhing, menentukan gendhing, laras, dan pathet yang akan dimainkan.
Wilayah nada rebab mencakup luas wilayah gendhing apa saja. Maka alur lagu rebab memberi petunjuk yang jelas jalan alur lagu gendhing. Pada kebanyakan gendhing, rebab juga memberi tuntunan musikal kepada ansambel untuk beralih dari seksi yang satu ke yang lain.

1.9 Siter

Siter adalah alat musik petik di dalam gamelan Jawa. Ada hubungannya juga dengan kecapi di gamelan Sunda. Siter dan celempung masing-masing memiliki 11 dan 13 pasang senar, direntang kedua sisinya di antara kotak resonator. Ciri khasnya satu senar disetel nada pelog dan senar lainnya dengan nada slendro. Umumnya sitar memiliki panjang sekitar 30 cm dan dimasukkan dalam sebuah kotak ketika dimainkan, sedangkan celempung panjangnya kira-kira 90 cm dan memiliki empat kaki, serta disetel satu oktaf di bawah siter. Siter dan celempung dimainkan sebagai salah satu dari alat musik yang dimainkan bersama (panerusan), sebagai instrumen yang memainkan cengkok (pola melodik berdasarkan balungan). Baik siter maupun celempung dimainkan dengan kecepatan yang sama dengan gambang (temponya cepat).
Nama "siter" berasal dari Bahasa Belanda "citer", yang juga berhubungan dengan Bahasa Inggris "zither". "Celempung" berkaitan dengan bentuk musikal Sunda celempungan.
Senar siter dimainkan dengan ibu jari, sedangkan jari lain digunakan untuk menahan getaran ketika senar lain dipetik, ini biasanya merupakan ciri khas instrumen gamelan. Jari kedua tangan digunakan untuk menahan, dengan jari tangan kanan berada di bawah senar sedangkan jari tangan kiri berada di atas senar.
Siter dan celempung dengan berbagai ukuran adalah instrumen khas Gamelan Siteran, meskipun juga dipakai dalam berbagai jenis gamelan lain.


BAB III
PENUTUP
1.1  KESIMPULAN
Gamelan adalah produk budaya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kesenian. Kesenian merupakan salah satu unsur budaya yang bersifat universal. Ini berarti bahwa setiap bangsa dipastikan memiliki kesenian, namun wujudnya berbeda antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Apabila antar bangsa terjadi kontak budaya maka keseniannya pun juga ikut berkontak sehingga dapat terjadi satu bangsa akan menyerap atau mengarn bila unsur seni dari bangsa lain disesuaikan dengan kondisi seternpat. Oleh karena itu sejak keberadaan gamelan sampai sekarang telah terjadi perubahan dan perkembangan, khususnya dalam kelengkapan ansambelnya.


1.2  SARAN
·      Berdasarkan penemuan yang diperoleh dari penelitian ini, dapat dianjurka beberapa saran sebagai berikut
·      Meningkatkan pengetahuan tentang dunia seni tradisional.
·      Perlunya penelitian lebih lanjut bagaimana karakteristik Gamelan.
·      Dari peneletian ini diharapkan adanya penelitian yang lebih lanjut untuk mengkaji perkembangan Gamelan di Indonesia.
·      Perlu adanya pelatihan yang lebih lanjut dalam pembuatan laporan penelitian.



DAFTAR PUSTAKA